Peneliti dari University of Alberta memastikan bahwa fosil tulang
dinosaurus yang ditemukan di New Mexico, Amerika Serikat, membantah
paradigma yang sudah terbangun sejak lama bahwa era dinosaurus berakhir
antara 65,5 sampai 66 juta tahun lalu.
Menggunakan teknik baru yakni penghitungan usia fosil berbasis uranium, tim peneliti yang diketuai Larry Heaman dari Department of Earth and Atmospheric Sciences, memastikan bahwa tulang paha dari seekor hadrosaurus berusia hanya 64,8 juta tahun.
Artinya, dinosaurus pemakan tanaman ini hidup sekitar 700 ribu tahun setelah fenomena pemusnahan massal yang diyakini oleh banyak paleontologis sebagai kejadian yang memusnahkan dinosaurus darat dari seluruh permukaan Bumi selama-lamanya.
“Sebelum ini diyakini bahwa pemusnahan massal dinosaurus terjadi antara 65,5 sampai 66 juta tahun lalu,” kata Heaman, seperti dikutip dari Science Daily, Jumat 17 Juni 2011. “Diyakini, sebuah meteor raksasa yang menghantam Bumi melontarkan material yang memblokir sinar Matahari. Hal itu menyebabkan perubahan iklim secara ekstrim dan membunuh tanaman di seluruh dunia,” ucapnya.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Geology, Heaman dan timnya menyebutkan, ada beberapa alasan yang memungkinkan hadrosaurus asal New Mexico itu berhasil bertahan dari fenomena pemusnahan massal yang terjadi di akhir era Cretaceous itu.
“Ada kemungkinan bahwa di kawasan tertentu, tanaman tidak musnah dan sejumlah hadrosaurus berhasil bertahan dengan mengonsumsi tanaman tersebut,” ucap Heaman.
Untuk itu, Heaman menyebutkan, saat ini terbuka pula peluang bahwa sebuah telur dinosaurus berhasil selamat dari kondisi iklim ekstrim. Namun demikian, itu masih harus terus dieksplorasi lebih lanjut.
Dengan temuan terbaru ini, Heaman dan timnya yakin bahwa jika teknik pengukuran baru itu digunakan untuk mengukur usia sampel fosil lain, paradigma pemusnahan massal yang mengakhiri hidup seluruh dinosaurus boleh jadi perlu direvisi.
Menggunakan teknik baru yakni penghitungan usia fosil berbasis uranium, tim peneliti yang diketuai Larry Heaman dari Department of Earth and Atmospheric Sciences, memastikan bahwa tulang paha dari seekor hadrosaurus berusia hanya 64,8 juta tahun.
Artinya, dinosaurus pemakan tanaman ini hidup sekitar 700 ribu tahun setelah fenomena pemusnahan massal yang diyakini oleh banyak paleontologis sebagai kejadian yang memusnahkan dinosaurus darat dari seluruh permukaan Bumi selama-lamanya.
“Sebelum ini diyakini bahwa pemusnahan massal dinosaurus terjadi antara 65,5 sampai 66 juta tahun lalu,” kata Heaman, seperti dikutip dari Science Daily, Jumat 17 Juni 2011. “Diyakini, sebuah meteor raksasa yang menghantam Bumi melontarkan material yang memblokir sinar Matahari. Hal itu menyebabkan perubahan iklim secara ekstrim dan membunuh tanaman di seluruh dunia,” ucapnya.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Geology, Heaman dan timnya menyebutkan, ada beberapa alasan yang memungkinkan hadrosaurus asal New Mexico itu berhasil bertahan dari fenomena pemusnahan massal yang terjadi di akhir era Cretaceous itu.
“Ada kemungkinan bahwa di kawasan tertentu, tanaman tidak musnah dan sejumlah hadrosaurus berhasil bertahan dengan mengonsumsi tanaman tersebut,” ucap Heaman.
Untuk itu, Heaman menyebutkan, saat ini terbuka pula peluang bahwa sebuah telur dinosaurus berhasil selamat dari kondisi iklim ekstrim. Namun demikian, itu masih harus terus dieksplorasi lebih lanjut.
Dengan temuan terbaru ini, Heaman dan timnya yakin bahwa jika teknik pengukuran baru itu digunakan untuk mengukur usia sampel fosil lain, paradigma pemusnahan massal yang mengakhiri hidup seluruh dinosaurus boleh jadi perlu direvisi.